
Omzet Rp200 T, waralaba diminta libatkan UMKM dalam kemitraan, bukan hanya sekadar imbauan, tapi menjadi keharusan jika Indonesia ingin menjadi negara maju yang mandiri secara ekonomi. Kamu sebagai pelaku usaha, pemerintah, atau bahkan calon wirausahawan, jangan biarkan peluang sebesar ini hanya jadi milik segelintir pihak. Kamu harus tahu, omzet Rp200 triliun dari industri waralaba di Indonesia bukan angka kecil. Ini sinyal kuat bahwa potensi luar biasa itu wajib dimanfaatkan untuk mengangkat UMKM ke level selanjutnya.
Baca Juga: Cara Kerja dan Konsep Dasar Bisnis Franchising
Bayangkan, 60 ribu gerai waralaba tersebar di seluruh negeri, menyerap lebih dari 30 juta tenaga kerja. Tapi apa gunanya jika UMKM lokal kita cuma jadi penonton? Oleh karena itu, Menteri Maman Abdurrahman bersuara lantang, meminta agar setiap entitas waralaba benar-benar melibatkan UMKM dalam sistem kemitraan. Bukan hanya formalitas, tapi aksi nyata di lapangan.
Lalu kenapa ini penting? Karena waralaba bukan hanya bisnis besar. Waralaba adalah ekosistem. Sistem yang kalau dibuka untuk UMKM, bisa mempercepat transfer keterampilan, memperluas akses permodalan, memperkuat SDM, bahkan memperkenalkan teknologi terbaru ke pelaku usaha kecil yang sebelumnya tertinggal.
Siapa yang Harus Bertindak?
Jawabannya sederhana: Semua. Kamu yang punya waralaba, kamu yang sedang merintis bisnis, kamu yang ada di pemerintahan daerah. Jangan tunggu perintah, karena peluang ini tidak datang dua kali. Menurut data dari Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), 2023 adalah tahun emas bagi waralaba. Maka tahun ini adalah saatnya menjadikannya tahun emas untuk UMKM juga.
Menteri Maman tidak hanya bicara, beliau membuka langsung acara The Premier Business Expo – Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) Business Show edisi ke-24 di Jakarta, pada 16 Mei. Di sana, dia tekankan bahwa pasar dalam negeri sangat besar. Sangat besar! Tapi kalau tidak dimanfaatkan UMKM, maka akan terus dikuasai oleh produk dan merek dari luar.
Baca Juga: Franchise Marugame Udon: Memaksimalkan Peluang Emas Bisnis Kuliner dengan Cita Rasa Jepang
Apa yang Dimaksud dengan Kemitraan dalam Waralaba?
Kamu wajib tahu ini. Kemitraan bukan hanya soal beli merek, tempel logo, dan jalankan bisnis. Menteri Maman menekankan, kemitraan yang dimaksud mencakup:
- Alih keterampilan, terutama dalam produksi dan pengolahan
- Akses pemasaran, agar produk UMKM bisa menembus pasar yang lebih luas
- Permodalan, karena banyak UMKM yang terhambat oleh modal
- Pengembangan SDM, agar bisnis tidak mati karena manajemen lemah
- Penggunaan teknologi, supaya UMKM tidak tertinggal zaman
Kamu yang punya sistem waralaba, ayo buka peluang ini. Kalau kamu pelaku UMKM, jangan ragu untuk masuk ke dalam sistem ini. Jangan takut, karena pemerintah sekarang dukung penuh. Bahkan, Kementerian UMKM akan memfasilitasi pelatihan, akses modal, sampai sertifikasi jika dibutuhkan.
Mengapa Rasio Kewirausahaan Jadi Sorotan?
Data yang disampaikan Menteri Maman bikin kita semua wajib khawatir. Rasio kewirausahaan Indonesia baru 3,1 persen. Malaysia dan Thailand sudah lebih dari 4 persen. Singapura bahkan 8,7 persen, sementara Amerika Serikat sampai 12 persen.
Kalau kamu menganggap angka itu cuma statistik, kamu salah besar. Rasio kewirausahaan adalah indikator utama negara maju. Negara yang banyak wirausahawannya, ekonominya tumbuh lebih cepat. Dan, kamu harus tahu, salah satu cara tercepat untuk meningkatkan rasio ini adalah lewat sistem waralaba yang inklusif.
Dengan sistem franchise yang sudah terbukti sukses dan bisa direplikasi, kamu tidak perlu membangun dari nol. Kamu tinggal ikut sistemnya, tapi dengan komitmen untuk terus belajar dan berkembang.
Apa Tantangan Terbesarnya?
Tantangannya ada dua. Pertama, masih banyak pelaku waralaba yang enggan melibatkan UMKM. Mereka lebih memilih main aman, rekrut investor besar, dan lupakan potensi lokal. Kedua, masih ada oknum yang menggunakan skema waralaba untuk tipu-tipu. Inilah yang ingin diberantas oleh Menteri Maman lewat Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2024 tentang Waralaba.
Kamu yang serius ingin sukses, patuhi aturan ini. Jangan cuma kejar untung sendiri. Jika ekosistem waralaba rusak karena segelintir oknum, kepercayaan masyarakat runtuh. Dan itu akan menghancurkan potensi bisnis semua pihak, termasuk kamu.
Baca Juga: Cara Aman Pilih Waralaba agar Tak Terjebak Penipuan, Jangan Sampai Jadi Berikutnya
Lalu Bagaimana Caranya Menghubungkan UMKM dengan Waralaba?
Ada banyak jalan. Salah satunya lewat kerja sama strategis. Kamu yang punya franchise bisa membuat program inkubasi UMKM. Ajak mereka bergabung, latih mereka, bantu akses modal, dan beri mereka lisensi merek kamu.
Contohnya, di beberapa daerah, sudah mulai ada kemitraan waralaba minuman yang mengajak UMKM lokal jadi mitra produksi bahan baku. Ada juga restoran cepat saji yang menggunakan sambal produksi UMKM lokal sebagai pelengkap. Ini bukan mimpi. Ini sudah terjadi.
Sekarang tugas kamu adalah ikut serta. Jangan tunggu disuruh. Jangan hanya jadi penonton.
Apa Manfaat Langsung untuk UMKM?
Baca Juga: Cek Izin SPTW! Ini Syarat Legal Waralaba di Indonesia
Kamu yang punya usaha kecil pasti sering merasa sendiri. Susah cari pasar, modal terbatas, tidak tahu cara scale-up. Nah, lewat kemitraan waralaba, semua masalah itu bisa dipangkas. Kamu dapat:
- Sistem bisnis yang sudah teruji
- Brand awareness yang sudah dikenal publik
- Dukungan pelatihan dan teknologi
- Peluang ekspansi yang lebih cepat
Bayangkan kamu punya produk sambal rumahan, lalu bekerja sama dengan waralaba makanan cepat saji. Produkmu bisa hadir di ratusan gerai dalam hitungan bulan. Ini bukan angan-angan. Ini bisa kamu wujudkan kalau kamu bertindak sekarang.
Apa Langkah Pemerintah Selanjutnya?
Menteri Maman sudah komitmen. Pemerintah akan terus dorong regulasi yang pro-UMKM dan pro-kemitraan. Dalam waktu dekat, akan ada lebih banyak pameran, pelatihan, dan kolaborasi bisnis.
Kamu harus siap. Buka mata, buka peluang. Jangan tunggu disuruh.
Ayo Bergerak Bersama, Jangan Biarkan Angka Rp200 Triliun Hanya Jadi Angka
Omzet Rp200 T, waralaba diminta libatkan UMKM dalam kemitraan, adalah peringatan bagi kamu semua. Ini bukan sekadar data. Ini peluang emas yang wajib diambil.
Kamu bisa mulai dari sekarang. Jika kamu punya waralaba, buka tangan untuk UMKM. Jika kamu UMKM, cari tahu cara bergabung. Jika kamu pejabat, pastikan daerahmu siap menyambut program ini.
Kalau kita terus diam, waralaba akan terus jadi milik segelintir pihak. Tapi kalau kita bertindak sekarang, UMKM akan naik kelas, ekonomi daerah tumbuh, dan Indonesia melesat jadi negara maju.
Omzet Rp200 T, waralaba diminta libatkan UMKM dalam kemitraan. Jangan tunggu. Jangan ragu. Saatnya kamu ikut bergerak!